TCWC Jakarta
After Event Report
![]() | TC NIDASiklon tropis NIDA merupakan salah satu siklon tropis yang melanda wilayah Filipina dan Guandong, China pada akhir Juli hingga awal Agustus 2016. Siklon tropis NIDA pertama terdeteksi sebagai bibit siklon tropis yang terbentuk di Perairan sebelah timur Filipina pada tanggal 29 Juli 2016 dengan kecepatan angin rata – rata 20 knots dan tekanannya 1002 hPa. Pada tanggal 30 Juli 2016, bibit siklon tropis ini lebih terorganisir dengan baik dan meningkat statusnya menjadi siklon tropis. Japan Meteorology Agency mulai melakukan monitoring terhadap siklon tropis yang diberi nama NIDA dengan kecepatan maksimum 35 knots dan tekanan minimumnya 998 hPa. Siklon topis NIDA berada di Perairan Filipina, tepatnya di sebelah timur Pegunungan Luzon dengan pergerakannya relatif ke arah Utara – Barat Laut. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MEKKHALABibit siklon Mekkhala pertama terpantau sebagai pusat tekanan rendah pada tanggal 13 Januari 2015, berada di Samudera Pasifik di sebelah utara Papua Nugini. Tekanan rendah ini disertai dengan aktivitas konvektif disekitar pusatnya yang terorganisir dengan baik, outflow yang kuat, windshear vertikal yang lemah serta sirkulasi siklonik dengan kecepatan angin maksimum berada di bagian utara bibit. Bibit siklon tropis ini menguat seiring dengan pergerakannya ke arah barat – barat laut menuju ke arah Filipina. Dalam tempo waktu 12 jam, sistem ini menguat hingga mencapai intensitas siklon tropis dan diberi nama Mekkhala, yang kemudian bergerak ke arah barat - barat laut menuju Filipina. Suhu perairan Samudera Pasifik Utara yang hangat menyebabkan siklon tropis Mekkhala semakin meningkat intensitasnya hingga mencapai intensitas terkuatnya pada 17 Januari 2015, dengan tekanan di pusat sistem mencapai 975 hPa dan kecepatan angin 60 knots atau sekitar 110 km/jam. Sistem ini kemudian punah pada 18 Januari 2015 pukul 18.00 UTC setelah memasuki daratan Filipina bagian utara. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC LAMKemunculan bibit siklon tropis LAM terdeteksi pada 14 Februari 2015 di Samudera Hindia sebelah timur Australia Utara. Dengan arah pergerakan sekitar 270°dan kecepatan 8 km/jam, sistem sirkulasi siklonal ini menguat hingga mencapai intensitas siklon tropis pada 48 jam kemudian. Sistem ini diberi nama LAM oleh TC Center Australia. Terbentuk sebagai siklon tropis di perairan Teluk Carpentaria, sistem ini terus bergerak kearah barat hingga tanggal 18 Februari 2015, dan kemudian berbelok kearah barat daya saat mencapai intensitas maksimumnya (tekanan dan kecepatan angin maksimum di pusat sistem berturut-turut sebesar 943 hPa, 200 km/jam) pada tanggal 19 Februari 2015. Pergerakannya yang konsisten kearah barat daya mengakibatkan siklon tropis LAM memasuki daratan Australia bagian utara pada tanggal 20 Februari 2015. Gesekan dengan permukaan tanah dan juga kehilangan panas laten yang merupakan bahan bakar pembentuknya menyebabkan TC LAM melemah hingga akhirnya punah pada 20 Februari 2015. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC BAVIBibit siklon tropis BAVI pertama terpantau sebagai pusat tekanan rendah pada tanggal 10 Maret 2015, di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina atau di timur laut Pulau Biak. Munculnya bibit siklon ini bersamaan dengan kemunculan satu bibit lain di Samudera Hindia sebelah barat laut Australia bagian utara serta terdapat satu siklon tropis yang sedang aktif di Samudera Hindia sebelah timur laut Austalia bagian utara, yakni TC Nathan. Arah pergerakan bibit BAVI cenderung ke arah barat-barat laut menuju ke Filipina. Intensitasnya makin menguat seiring dengan pergerakannya hingga kemudian mencapai intensitas puncaknya pada 13 – 15 Maret 2015 dengan tekanan di pusat sistem mencapai 990 hPa dan kecepatan angin hingga 45 knots pada tangal 13 dan 14 Maret 2015. Siklon tropis BAVI terus bergerak menuju daratan Filipina hingga kemudian memasuki tahap punahnya pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 06.00 UTC saat memasuki daratan Filipina bagian barat. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NATHANNATHAN adalah siklon tropis yang terbentik di Laut Coral pada 10 Maret 2015. Sembilan hari kemudian sistem siklonik ini telah mencapai intensitas siklon tropis skala 3 (tiga) dan berada di utara Queensland. Berdasarkan hasil monitoring diketahui bahwa TC Nathan bergerak dengan kecepatan rata-rata 13 km/jam. Inti dari TC ini masuk dalam kategori “sangat merusak” dengan kecepatan angin gusty maksimum hingga 260 km/jam. Di wilayah Australia, siklon tropis NATHAN mengakibatkan hujan lebat yang mampu meicu banjir bandang di wilayah Coen dan Teluk Tribulation, pasang tinggi yang melebihi pasang tertinggi pada tahun 2015 di Pelabuhan Douglas dan Innisfail. Sistem ini akhirnya punah setelah aktif selama 15 hari di daratan Darwin, Australia bagian utara. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MAYSAKBibit siklon Maysak pertama terpantau sebagai pusat tekanan rendah pada tanggal 13 Januari 2015, berada di Samudera Pasifik di sebelah utara Papua Nugini. Tekanan rendah ini disertai dengan aktivitas konvektif disekitar pusatnya yang terorganisir dengan baik, outflow yang kuat, windshear vertikal yang lemah serta sirkulasi siklonik dengan kecepatan angin maksimum berada di bagian utara bibit. Bibit siklon tropis ini menguat seiring dengan pergerakannya ke arah barat – barat laut menuju ke arah Filipina. Dalam tempo waktu 12 jam, sistem ini menguat hingga mencapai intensitas siklon tropis dan diberi nama Maysak, yang kemudian bergerak ke arah barat - barat laut menuju Filipina. Suhu perairan Samudera Pasifik Utara yang hangat menyebabkan siklon tropis Maysak semakin meningkat intensitasnya hingga mencapai intensitas terkuatnya pada 17 Januari 2015, dengan tekanan di pusat sistem mencapai 975 hPa dan kecepatan angin 60 knots atau sekitar 110 km/jam. Sistem ini kemudian punah pada 18 Januari 2015 pukul 18.00 UTC setelah memasuki daratan Filipina bagian utara. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC IKOLABibit siklon tropis IKOLA pertama kali terdeteksi sebagai suspect pada 3 April 2015 pukul 00.00 UTC di Samudera Hindia barat daya Pulau Cocos. Dalam 36 jam kemudian, bibit ini tumbuh sebagai badai tropis dengan nama IKOLA yang memiliki kecepatan angin maksimal di pusat sistem sebesar 35 knots. Seiring pergerakannya kearah tenggara dengan kecepatan rata-rata 9 knots, intensitas badai tropis ini menguat menjadi TC dengan kecepatan angin hingga 100 knots pada 7 April 2015 siang hari. Mata siklon telah dapat teridentifikasi dengan baik sejak 6 April pukul 06.00 UTC menggunakan citra satelit multispectral. Sistem siklonik ini melemah dan punah dengan relative cepat seiring dengan penurunan suhu permukaan laut dan ocean heat content ketika sistem bergerak semakin menuju kea rah selatan. Data terakhir mencatat siklon tropis IKOLA aktif hingga 8 April 2015 pukul 12.00 UTC. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC QUANGPada 27 April 2015 siang hari, terdeteksi bibit siklon tropis di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, pada lintang 11.5°LS, dengan tekanan 1002 hPa dan kecepatan angin 40 km/jam. Pola angin siklonal yang terorganisir dengan baik mulai dari lapisan bawah hingga atas, windshear vertikal yang relative lemah, convergen di lapisan bawah disertai divergen si lapisan atas serta nilai vortisitas yang tinggi mendukung pertumbuhan bibit ini menjadi siklon tropis pada 28 April 2015. Setelah mencapai intensitas siklon tropis, sistem ini bergerak kearah tenggara. Lautan yang hangat mendukung penguatan intensitas badai ini hingga mencapai intensitas maksimumnya, yaitu TC skala 4, dengan tekanan di pusat sistem mencapai 945 hPa dan kecepatan angin 210 km/jam pada 30 April 2015. Bergerak semakin ke tenggara, siklon tropis QUANG akhirnya mencapai daratan Australia Barat, tepatnya di selatan kota Learmonth pada 1 Mei 2015 malam hari. Setelah inland, sistem ini mengalami pelemahan intensitas secara drastis hingga akhirnya punah pada hari yang sama. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC OLWYNPada 27 April 2015 siang hari, terdeteksi bibit siklon tropis di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, pada lintang 11.5 LS, dengan tekanan 1002 hPa dan kecepatan angin 40 km/jam. Pola angin siklonal yang terorganisir dengan baik mulai dari lapisan bawah hingga atas, windshear vertikal yang relative lemah, convergen di lapisan bawah disertai divergen si lapisan atas serta nilai vortisitas yang tinggi mendukung pertumbuhan bibit ini menjadi siklon tropis pada 28 April 2015. Setelah mencapai intensitas siklon tropis, sistem ini bergerak kearah tenggara. Lautan yang hangat mendukung penguatan intensitas badai ini hingga mencapai intensitas maksimumnya, yaitu TC skala 4, dengan tekanan di pusat sistem mencapai 945 hPa dan kecepatan angin 210 km/jam pada 30 April 2015. Bergerak semakin ke tenggara, siklon tropis OLWYN akhirnya mencapai daratan Australia Barat, tepatnya di selatan kota Learmonth pada 1 Mei 2015 malam hari. Setelah inland, sistem ini mengalami pelemahan intensitas secara drastis hingga akhirnya punah pada hari yang sama. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NOULBibit siklon tropis NOUL berupa daerah tekanan rendah (Low) pertama kali terbentuk pada 2 Mei 2015 pukul 6 UTC di sekitar 7° LU dan 144° BT atau di Samudera Pasifik sebelah timur laut Papua. Sistem ini makin meningkat intensitasnya seiring dengan pergerakannya kearah barat laut hingga akhirnya lahir sebagai siklon tropis pada 3 Mei 2015 pukul 18.00 UTC di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina. Tekanan udara di pusat sistem mencapai titik minimumnya di nilai 920 hPa dan kecepatan angin hingga 110 knots (201 km/jam) pada saat siklon tropis NOUL mencapai puncaknya pada tanggal 10 Mei 2015 antara pukul 00.00 - 06.00 UTC. Setelah hidup selama 204 jam atau 8.5 hari, siklon tropis NOUL akhirnya punah setelah memasuki perairan subtropis yang cenderung dingin sehingga menghambat pertumbuhan siklon tropis ini. Data pengukuran terakhir dari siklon tropis NOUL tercatat di lintang 49° LU dan 178° BT, dengan tekanan di pusat sistem 986 hPa dan kecepatan angin Calm. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KUJIRAPada tanggal 19 Juni 2015 pukul 18.00 UTC di Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam pertama kalinya bibit siklon tropis ini teridentifikasi. Tekanan rendah ini disertai dengan aktivitas konvektif yang terorganisir dengan baik serta windshear lemah sehingga kondisinya dapat dikatakan mendukung untuk pertumbuhannya sebagai siklon tropis. Pertumbuhannya menguat seiring dengan arah geraknya ke barat laut-utara. Bibit ini lahir sebagai siklon tropis dengan nama Kujira pada 21 Juni 2016 pukul 00.00 UTC, dengan tekanan udara serta kecepatan angin maksimum di pusat sistem sebesar 996 hPa dan 35 knots. Sistem ini mencapai intensitas maksimumnya pada tanggal 21 – 22 Juni 2016 (990 hPa, 45 knots) di Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam hingga kemudian akhirnya punah setelah memasuki daratan Vietnam bagian utara. Karena masa hidupnya relatif singkat, siklon tropis Kujira hanya mencapai intensitas TS (Badai Tropis). Hal ini ditambah dengan posisinya yang relatif jauh dari wilayah Indonesia mengakibatkan tidak adanya dampak yang signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CHAN-HOMPusat tekanan rendah yang merupakan bibit dari siklon tropis ini ditandai aktif sejak tanggal 29 Juni 2016, di Samudera Pasifik timur Filipina, pada lintang 8° LU dan 160° BT. Dalam tahap pertumbuhannya sistem ini bergerak kearah utara-timur laut hingga mencapai lintang 10° LU kemudian berubah haluan menjadi bergerak kearah barat laut. Seiring pergerakannya inilah bibit siklon tropis ini mengalami peningkatan intensitas konvektivitasnya dengan sirkulasi siklonik yang makin solid sehingga lahir menjadi siklon tropis dengan nama Chan-Hom pada 30 Juni 2016 pukul 12.00 UTC. Selama masa hidupnya siklon tropis Chan-Hom konsisten bergerak kearah barat laut seiring peningkatan intensitasnya hingga mencapai kondisi maksimumnya yaitu Typhoon skala intensitas 5, dengan tekana udara dan kecepatan angin di pusat sistemnya berturut-turut sebesar 935 hPa dan 90 knots atau 165 km/jam pada periode 9 hingga 10 Juli 2015. Siklon tropis Chan-Hom terus bergerak kearah barat laut hingga nyaris memasuki wilayah daratan Cina bagian timur. Namun sistem siklonik ini akhirnya berbelok kearah timur laut menuju semakin ke utara. Siklon tropis ini akhirnya melemah dan punah saat mendarat di wilayah Korea Utara pada 13 Juli 2016 pukul 00.00 UTC. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC LINFATerbentuk sebagai bibit siklon tropis berupa pusat tekanan rendah (Low) di Samudera Pasifik timur Papua, dengan tekanan di pusatnya 1002 hPa pada 1 Juli 2015 pukul 18.00 UTC. Bibit ini bergerak kearah barat laut menuju Filipina bagian utara. Pada 18 jam kemudian, yaitu 2 Februari 2015 pukul 12.00 UTC bibit ini lahir sebagai siklon tropis dengan nama LINFA. Tekanan udara di pusat sistem 998 hPa dan kecepatan angin maksimum 35 knots. Setelah siklon tropis LINFA hidup selama 4 hari, pada tanggal 5 Juli 2015 sistem ini memasuki daratan Filipina bagian utara dan kemudian melemah. Namun kembali menguat setelah kembali memasuki Laut China Selatan pada keesokan harinya. Dengan arah pergerakan barat laut – utara, sistem ini akhirnya punah setelah memasuki daratan Hongkong pada 10 Juli 2015. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NANGKASiklon tropis Nangka pertama kali terdeteksi sebagai bibit siklon tropis di Samudera Pasifik Tengah pada 02 Juli 2015 dengan posisi sekitar 8.3LU 171.8BT. Keesokan harinya bibit ini tumbuh dan berkembang menjadi siklon tropis. Kondisi lingkungan sangat mendukung pertumbuhannya. Siklon tropis Nangka terus meningkatkan intensitasnya seiring pergerakannya ke arah Barat. Satelit Nasa menangkap gambaran dari TC Nangka. Terlihat cloud top temperatur yang sangat dingin mendekati -63°Celcius, yang mampu menghasilkan hujan lebat. Data tersebut juga menunjukkan TC Nangka mempunyai sirkulasi yang sangat bagus dan terlihat di sekitar sistem. Nangka bergerak ke arah Barat-barat laut dengan kecepatan gerak 11 knots. TC Nangka terus meningkatkan intensitasnya, 7 Juli 2015 Nangka meningkat menjadi typhoon. Data Rapidscat pada pukul 17.54 – 19.26 UTC menunjukkan kecepatan angin rata-rata maksimum mendekati 126 km per jam, menyebabkan tinggi gelombang laut signifikan hingga mencapai 10 meter. Tanggal 8 Juli 2015 TC Nangka bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan gerak 9 knots. TC Nangka masih meningkatkan intensitasnya hingga kategori 4 typhoon. TC Nangka memberikan dampak pada wilayah di kepulauan di sekitar Pasifik seperti Mariana Island, Guam, dll. Pada tanggal 9 Juli 2015 tercatat intensitas maksimum dari supertyphoon Nangka yaitu mendekati 110 knots, dengan ketinggian gelombang laut maksimum yang disebabkannya mencapai 12.1 meter. TC Nangka masih bergerak ke arah Barat-barat laut. Suhu muka laut yang hangat masih menjadi energi yang baik untuk TC Nangka. Tanggal 13 juli 2015 Nangka masih dalam categori typhoon. Nangka terus bergerak ke arah Utara-Barat laut dengan intensitas yang sedikit menurun, namun masih dalam categori typhoon. Terlihat dari citra satelit mata siklon dan spiral strong bands thunderstorms. Tanggal 14 Juli 2015 TC Nangka berada di selatan Jepang, dengan intensitas yang masih cukup kuat. Terlihat mata siklon di pusatnya, dengan kecepatan angin maksimum mendekati 90 knots, posisi TC Nangka pada 24.4N dan 136.5E, sekitar 1180 km selatan tenggara Iwakuni, Jepang. TC Nangka terus bergerak ke arah utara kecepatan gerak 13 km/jam mendekati selatan Jepang, dengan intensitas yang perlahan menurun. Diperkirakan TC Nangka akan memasuki daratan Jepang bagian selatan pada 16 Juli 2015 dengan intensitas yang masih cukup kuat. Japan Meteorology Agency sudah mengeluarkan warning terkait TC Nangka. TC Nangka memasuki daratan Pulau Shikoku dan terus mengarah ke utara melewati Pulau Honshu terus ke utara, hingga melemah dan punah. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC SOUDELORPada 28 Juli 2015 pertama kali terdeteksi adanya gangguan tropis di Samudera Pasifik sebelah utara Marshall island oleh JTWC. Pada sistem terlihat adanya sirkulasi di level bawah, outflow di lapisan atas, dan deep convective yang cukup baik. Keesokan harinya JTWC memberikan status siaga untuk bibit ini. Japan Meteorology Agency sebagai penanggung jawab wilayah memberikan advisories untuk sistem ini, dan saat ini statusnya meningkat menjadi depresi tropis 13W. Pada 1 Agustus 2015 pukul 06.00 UTC, JMA menaikkan sistem ini menjadi siklon tropis dan diberi nama SOUDELOR. Karena berada di perairan yang hangat, didukung dengan low wind shear sistem ini mengalami rapid intensification, sehingga pada keesokan harinya intensitasnya meningkat menjadi typhoon. Pergerakan sistem ini ke arah barat - barat laut. Intensitas tertinggi sistem ini pada 3 dan 4 Agustus dengan kecepatan angin maksimum 115 knots. TC Soudelor melewati utara Mariana Island, memberikan dampak berupa angin kencang (siklon kategori 3), banjir dan kerusakan yang diakibatkan oleh TC tersebut. TC Soudelor menurunkan intensitasnya setelah melewati Mariana Island, terus bergerak ke barat – barat laut menuju ke Taiwan. TC Soudelor melewati Taiwan dengan kecepatan angin maksimum 93 knots (173 km/jam), juga merusak sebagian ibukota Taiwan. Setelah itu TC Soudelor masih bergerak terus ke barat laut menuju China bagian Timur memberikan dampak yang tidak kalah hebat yaitu Gusty wind dan rainfall. Ditambah lagi sistem ini menyatu dengan front yang meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah china bagian Timur. Setelah melewati daratan China bagian Timur sistem ini melemah dan punah ketika memasuki wilayah Jepang. Jepang dan Philipina bagian utara juga ikut terkena dampak dari TC Soudelor. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC GONIPada 13 Agustus, JMA mulai melakukan monitoring terhadap depresi tropis yang sedang berkembang di sekitar tenggara Guam. Ada depresi tropis lain yang tumbuh di sebelah GONI yang pada akhirnya menjadi siklon tropis Atsani. Hari berikutnya depresi tropis tersebut lebih terorganisir dengan baik dalam hal perawanan yang terbentuk. Dalam beberapa jam saja konveksi yang kuat semakin meningkat dan menunjukkan adanya Low Level Circulation Centre (LLCC) dan akhirnya menjadi badai tropis yang diberi nama GONI. GONI terus meningkat menjadi severe tropical storm yang didukung dengan windshear yang lemah. disamping itu banding semakin terlihat dengan semakin menguatnya konveksi di sekitar pusat siklon tropis. Pada 16 Agustus gambar satelit menunjukkan adanya mata siklon tropis dengan banding yang sangat jelas dan akhirnya intensitasnya ditingkatkan menjadi typhoon. GONI mencapai typhoon kategori 4 dengan intensifikasi yang sangat cepat pada 17 Agustus dan mencapai intensitas tertingginya pada tanggal tersebut. Intensitasnya perlahan menurun menjadi typhoon kategori 3 dan bergerak ke barat memasuki wilayah tanggungjawab Philipina (PAGASA). Pagasa sendiri memberi nama lokal Ineng untuk typhoon GONI ini. Goni dengan cepat melewati Kumamoto Jepang dan memasuki daratan setelah pukul 21.00 UTC 24 Agustus 2015. GONI tiba di Laut Jepang masih dalam intensitas typhoon pada hari berikutnya dan akhirnya melemah menjadi severe tropical strom pada 09 UTC. Kemudian Goni bergerak ke timur laut dan mengalami transisi menjadi siklon ekstratropis. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC DOLPHINDaerah tekanan rendah (Low) yang merupakan bibit dari siklon tropis DOLPHIN pertama kali terpantau pada tanggal 5 Mei 2015 pukul 12.00 UTC di Samudera Pasifik di sebelah utara Papua. Tekanan rendah ini disertai dengan aktivitas konvektif yang terorganisir dengan baik, windshear lemah sehingga kondisinya dapat dikatakan mendukung untuk pertumbuhannya sebagai siklon tropis. Bibit siklon tropis ini bergerak kearah barat laut – utara dan menguat hingga akhirnya lahir sebagai siklon tropis dengan nama DOLPHIN di Samudera Pasifik sebelah timur laut Papua dengan tekanan di pusat sistem 1000 hPa dan kecepatan angin mencapai 35 knots. Sistem ini mencapai intensitas puncaknya pada tanggal 16 Mei 2015 antara pukul 06.00 – 18.00 UTC, dengan tekanan dan kecepatan angin di pusat sistem mencapai hingga 925 hPa dan 100 knots. Siklon tropis DOLPHIN mencapai tahap punah sejak tanggal 21 Mei 2015 pukul 00.00 UTC setelah memasuki lintang 40 ?LU, perairan dingin di lintang ini memicu penghambatan pertumbuhan badai tropis ini. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC VAMCOPada 10 September terpantau adanya gangguan tropis yang terbentuk sekitar monsoon di laut China Selatan sebelah barat Philipina. Gangguan tropis tersebut tidak konsisten dalam beberapa hari dan akhirnya pada 13 September dikategorikan sebagai depresi tropis oleh JMA. Kemudian statusnya dinaikkan menjadi badai tropis dan dinamakan VAMCO. pada 14 September, aktifitas konveksi mulai melemah namun kondisi lingkungan masih cukup mendukung. beberapa jam kemudian, pusat siklon tropis Vamco sudah semakin sulit untuk ditentukan dan adanya windshear yang kuat menghambat Vamco untuk berkembang. Vamco memasukin daratan selatan Da Nang, Vietnam dan JMA menurunkan kategori Vamco menjadi dperesi tropis pada 15 September. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC DUJUANSiklon tropis Dujuan sudah terdeteksi sejak tanggal 15 September 2015 pada jam 00.00 UTC. Pada saat itu bibit siklon ini masih berada di luar Area Monitoring TCWC Jakarta. Seiring peningkatan kecepatan angin potensi untuk menjadi siklon tropis sangat besar. Pada tanggal 22 September 2015 jam 12.00 UTC Jepang (JMA) menaikkan intensitasnya menjadi siklon tropis dan di beri nama siklon tropis DUJUAN. Siklon tropis Dujuan terus meningkat intensitasnya menjadi Typhoon (75 knots) pada tanggal 26 September 2015 jam 00.00 UTC. Siklon tropis Dujuan memasuki wilayah AoM (Area Monitoring TCWC Jakarta) hanya beberapa hari. Siklon tropis Dujuan masih berada di Samudera Pasifik yang hangat di Utara Papua. Pergerakan dari siklon tropis Dujuan ini yaitu kearah Barat barat laut. Semasa hidupnya siklon tropis DUJUAN mencapai intensitas tertinggi yaitu dengan kecepatan angin 110 knots dan tekanan 925 mb berada pada posisi 22.3 LU 127.5 BB di wilayah Samudera Pasifik sebelah Utara timur laut Filipina. Siklon tropis DUJUAN mulai menrun kecepatan anginnya setelah melewati Taiwan dan punah di daratan China. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MUJIGAESiklon tropis MUJIGAE pertama kali terdeteksi sebagai bibit siklon tropis yang terbentuk di Samudera pasifik sebelah Utara Solomon pada tanggal 30 September 2015 jam 00.00 UTC dengan kecepatan angin 15 knots dan tekanan 1010 mb pada posisi 14.8 LU – 167.1 BT. Pada tanggal 1 Oktober JMA mulai melakukan monitoring terhdap bibit siklon tropis yang berubah statusnya menjadi depresi tropis. Seiring perkembangannya depresi tropis ini lebih terorganisir dengan baik dan meningkat statusnya menjadi siklon tropis yang diberi nama MUJIGAE. Siklon tropis MUJIGAE berada di Laut Cina Selatan melewati Pulau Hainan dan menuju darata cina. Intensitas dari siklon tropis ini menurun pada saat berada di daratan cina. Siklon tropis MUJIGAE mencapai intensitas tertinggi pada tanggal 4 Oktober 2015 pada jam 00.00 UTC dan 06.00 UTC dengan kecepatan angin maksimum mencapai 85 knots dengan tekanan 950 mb. Siklon tropis MUJIGAE bergerak kearah Barat barat daya Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KOPPUSiklon Tropis Koppu, lahir pada 13 Oktober Oktober 2015 di Samudra Pasifik Barat Laut sebelah utara Papua setelah teridentifikasi sebagi bibit siklon pagi hari sebelumnya. Siklon Koppu mencapai intensitas siklon tropis dan bergerak relatif ke Barat, mencapai intensitas typhoon pada 17 Oktober pukul 18 UTC kurang dari 10 derajat dari pantai Pulau Luzon, Filipina. Typhoon Koppu terus bergerak ke Barat memasuki wilayah Filipina dekat Casiguran dengan kecepatan angin maksimum 90 knot. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CHAMPISiklon Tropis CHAMPI lahir pada pagi hari tanggal 14 Oktober 2014 di perairan Samudra Pasifik Barat Laut, tepatnya di sebelah utara Papua. Siklon CHAMPI bergerak relatif ke Barat ke arah Filipina sambil terus menguat. Dua hari setelah mencapai intensitas typhoon pada 17 Oktober, siklon CHAMPI mengubah arah geraknya menjadi ke Utara. Siklon ini mencapai intensitas tertingginya pada pukul 12 UTC tanggal 18 Oktober 2016 dengan kecepatan angin maksimum 95 knot dan tekanan minimum 930 hPa. Pada tanggal 22 Oktober, CHAMPI kembali berbelok ke timur, dan setelah 24 jam sedikit bergeser menjadi Timur Laut. Siklon Tropis CHAMPI telah hidup selama 276 jam (hampir 12 hari) ketika akhirnya ia punah sebagai ekstratropical cyclone di Pasifik Utara. Selama hidupnya CHAMPI telah melintasi Samudra Pasifik Barat Laut sepanjang 5525 km, dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC GILLIANGillian merupakan siklon tropis terkuat kedua dalam musim siklon tropis 2013-2014 di Australia. Pada mulanya Gillian berkembang sebagai bibit siklon di Teluk Carpentaria pada 8 Maret 2014. Bibit ini bergerak ke barat laut Queensland pada 10 Maret sebagai siklon tropis lemah. Gillian berada dalam skala siklon tropis yang lemah dalam beberapa hari karena faktor wind shear vertikal yang kuat, interaksi dengan daratan dan udara kering yang tidak mendukung. Sewaktu melemah, Gillian bergerak ke utara dan melintasi Nusa Tenggara Timur yakni Pulau Timor pada 18 Maret. Pada 21 Maret Gillian menjadi siklon tropis kembali dan menjauhi Indonesia. Siklon tropis Gillian berdampak di Indonesia berupa gelombang tinggi, hujan lebat dan angin kencang. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC PEIPAHPeipah pada awalnya terpantau pada 30 Maret berupa adanya cluster awan konvektif terbentuk di dekat ekuator dan Papua Nugini. Cluster yang besar tersebut terbagi menjadi dua sistem yang salah satunya menjadi siklon tropis Peipah. Sistem tersebut mengalami intensifikasi menjadi depresi tropis pada 2 April. Pada 4 April, terjadi peningkatan aktifitas konvektif dan meningkat menjadi badai tropis yang kemudian diberi nama Peipah oleh JMA. Dua hari kemudian Peipah memasuki wilayah tanggung jawab Philipina dan diberi nama Domeng oleh PAGASA. Pada awal 9 April, Peipah melemah menjadi depresi tropis dan bergerak perlahan ke barat laut menuju Pilipina bagian timur. Namun pada 13 April Peipah mengalami regenerasi kembali menjadi depresi tropis di sebelah timur Philipina, sambil perlahan bergerak mendekati daratan. Pada 15 April depresi tropis tersebut menjadi tidak terorganisir lagi dan akhirnya punah pada 15 April. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC JACKPada mulanya Jack terpantau sebagai bibit siklon tropis pada tanggal 15 April. Bibit siklon tropis ini berkembang di Samudera Hindia bagian tengah tepatnya di sebelah barat laut Cocos Island. Dalam beberapa hari berikutnya bibit siklon ini berkembang dengan cepat dan didukung oleh kondisi lingkungan. Bibit tersebut bergerak ke barat barat daya dan mencapai intensitas siklon tropis kategori satu pada 19 April sebagaimana yang dilaporkan oleh Badan Meteorologi Australia (BoM). Tidak lama setelah itu, siklon tropis Jack memasuki perairan hangat dan meningkat menjadi kategori dua. Jack terus meningkat mencapai intensitas terendah dari severe tropical cyclone yakni pada saat bergerak ke selatan. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC HAGIBISHagibis terpantau pertama kali pada 11 Juni 2014 sebagai area tekanan rendah di Laut China Selatan. Seiring perkembangannya yang didukung oleh windshear vertical yang lemah, konveksi kuat dan perawanan yang semakin terorganisir, pada 13 Juni JMA menaikkan statusnya menjadi depresi tropis. Pada hari yang sama tampak jelas banding feature dan kecepatan angin yang meningkat mencapai 65 km/jam, sehingga JMA menaikkan statusnya menjadi badai tropis dan memberinya nama Hagibis. Siklon tropis Hagibis terus menguat mencapai intensitas tertinggi 40 knots semasa hidupnya. Pada 15 Juni, Hagibis memasuki daratan China bagian selatan dan melemah. Namun pada 17 Juni Hagibis berbelok dan bergerak ke timur laut dan mengalami reintensifikasi mencapai intensitas badai tropis kembali. Siklon tropis Hagibis berdampak terhadap Philipina, China, Taiwan dan Jepang. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NEOGURITyphoon Neoguri merupakan salah satu siklon tropis yang besar dan kuat yang berdampak hebat hingga ke Jepang. Siklon tropis ini diberi nama Florita oleh PAGASA Philipina. Neoguri sangat cepat menguat pada 5 Juli, dan mempunyai mata siklon yang sangat jelas. Typhoon Neoguri mencapai intensitas tertingginya pada 6 Juli dan mulai menurun pada 7 Juli dan melewati Okinawa pada 8 Juli, sebelum memasuki daratan Kyushu ketika intensitasnya sebagai severe tropical storm pada 9 Juli. Setelah Neoguri melewati pantai bagian selatan Shioku dan Kanto pada 10 Juli, Neoguri menjadi siklon ekstratropis pada 11 Juli. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC RAMMASUNBibit siklon Rammasun pertama terpantau sebagai pusat tekanan rendah pada tanggal 9 Juli berada di Samudera Pasifik di utara Papua Nugini atau di sekitar Guam, dengan suplai angin dari Samudera Pasifik bagian tengah. Tekanan rendah ini disertai aktivitas konvektif disekitar pusatnya dan terlihat belum terorganisir dengan baik. Bibit Rammasun cenderung bergerak ke arah barat menuju ke arah Philipina , seiring dengan pergerakannya ke arah barat sistem ini menguat terlihat dengan kecepatan angin meningkat terutama di bagian utara, begitu juga aktivitas konvektif meningkat dengan pembentukan awan yang semakin intensif dan berpola dengan terlihatnya sabuk awan di sekitar sistem sehingga pada tanggal 12 Juli dinyatakan telah mencapai intensitas siklon tropis dan diberi nama Rammasun. Rammasun terus bergerak ke arah barat menuju Philipina, dengan posisi di perairan hangat menyebabkan Rammasun semakin meningkat intensitasnya, hingga akhirnya intensitasnya sedikit menurun walaupun kategorinya berada pada level yang sama ketika mencapai kepulauan Philipina pada tanggal 15 Juli, yaitu bertahan pada kategori 3. Setelah melewati P. Luzon, keesokan harinya Rammasun kembali masuk ke Lautan yang hangat yaitu Laut China Selatan, dengan kondisi lingkungan yang mendukung Rammasun kembali menguat hingga akhirnya mencapai kategori Typhoon ketika mendekati P. Hainan, China bagian tenggara. Pada tanggal 18 Juli. Keesokan harinya Rammasun mulai melemah ketika memasuki daratan di China bagian tenggara, dan Vietnam bagian utara, hingga akhirnya punah di perbatasan China dan Vietnam pada tanggal 20 Juli 2014. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KALMAEGIBibit Siklon 94W yang terbentuk di Utara Laut Solomon pada tanggal 8 September 2014 bergerak kearah Barat dengan kecepatan angin maksimum 15 knots. pada tanggal 10 September JTWC meningkatkan statusnya menjadi depresi tropis dan seiring pergerakannya keesokan harinya bibit siklon 94W menjadi Siklon Tropis KALMAEGI. Siklon Tropis KALMAEGI bergerak perlahan kearah Barat Barat Laut. sistem ini memasuki wilayah perairan hangat dan JMA menaikkan statusnya menjadi Typhoon. Siklon tropis KALMAEGI terus menguat mencapai intensitas tertinggi 75 knots semasa hidupnya. Pada tanggal 16 September KALMAEGI memasuki wilayah daratan cina dan mulai melemah dan akhirnya Siklon Tropis KALMAEGI punah. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC PHANFONESejak tanggal 26 September 2014 gangguan tropis mulia terdekti dan JMA mulai memonitor sistem ini sebagai daerah tekan rendah. Dan pada hari yang sama JTWC juga memonitor sebagai daerah tekanan rendah. Dan pada tanggal 28 September 2014 JMA meningkatkan statusnya dari daerah tekanan rendah menjadi depresi tropis dengan kecapatan angin 20 knots. dan terus menguat menjadi Siklon Tropis PHANFONE. Siklon Tropis Pahnfone berada di Samudera Pasifik sebelah Utara laut Solomon. Siklon Tropis PHANFONE ini terus menguat dan pergerakannya kea rah Barat barat Laut dan mulai melemah pada tanggal 4 Oktober 2014. Siklon Tropis PHANFONE mencapai intensitas maksimum dengan kecapatan angin disekitar pusatnya 95 knots dengan tekanan 935 mb. dan pada tanggal 8 OKtober 2014 siklon tropis PHANFONE punah. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC JEBI26 Juli 2013 Bibit siklon 91W berada di Samudera Hindia se belah Utara Halmahera, sekitar 5.4LU dan 130.1BT dengan tekanan terendah 1010 mb dan kecepatan angin maksimum 15 knot. Bibit 91W baru terpantau hari ini. Dari citra satelit aktivitas konvektif terpantau cukup baik, namun kondisi perawanan yang belum terorganisir. Aktivitas divergensi terpantau baik, konvergensi dan shear vertical juga cukup baik pada kisaran 5 – 20 knot. Dan suhu muka laut yang hangat mendukung aktivitas konvergensi di wilayah suspect. Dari data angin perlapisan, sirkulasi sudah terlihat dari lapisan bawah hingga lapisan menengah, namun masih melebar. Dalam 24 jam kedepan diperkirakan bibit ini bergerak kearah barat barat laut dan diperkirakan intensitasnya akan meningkat, namun belum cukup kuat untuk menjadi siklon tropis. Potensi bibit 91W menjadi siklon tropis masih rendah. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MANGKHUTBibit siklon tropis 94W ini berada di Samudera Pasifik sebelah utara Papua sekitar 2.0LU 140.6BT dengan tekanan udara minimum 1010 mb dan kecepatan angin maksimum 15 knots.citra satelit 12 jam terakhir menunjukkan adanya aktifitas konvektif yang persisten. Kondisi angin lapisan bawah menunjukkan adanya bentuk sirkulasi terpusat namun masih melebar. Shear vertikal sedang berkisar 15 – 20 knots. Potensi bibit untuk menjadi siklon tropis dalam 24 – 48 jam kedepan masih rendah. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC OMAISSebelum menjadi siklon, Omais menyebabkan gelombang dengan tinggi lebih dari 2 meter di perairan sebelah utara Halmahera hingga Biak. 25 Maret 2010, Siklon Tropis Omais memberi dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa gelombang laut dengan tinggi 2 – 3 meter di Perairan Kep.Sangihe dan Talaut, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Utara Halmahera, Laut Halmahera, dan Perairan Utara Papua bagian Barat. 26 Maret 2010, Siklon Tropis Omais memberi dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa gelombang 2 - 2.5 meter di Perairan Kep. Sangihe dan Talaud, Laut Maluku bagian Utara, perairan Utara Halmahera, Laut Halmahera, dan perairan Utara Papua bagian Barat. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CONSONSiklon Tropis Conson menimbulkan dampak pada kondisi cuaca di wilayah Indonesia dengan membentuk daerah konvergensi dan belokan angin di wilayah Kalimantan bagian Timur dan Selatan, Jawa bagian Barat, Selat Karimata, Kep. Riau, Natuna dan Sumatera bagian Utara, Tengah dan Selatan. Awan-awan konvektif dengan potensi hujan ringan – sedang kadang lebat berpeluang tumbuh di wilayah tersebut. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CHABASiklon Tropis Conson menimbulkan dampak pada kondisi cuaca di wilayah Indonesia dengan membentuk daerah konvergensi dan belokan angin di wilayah Kalimantan bagian Timur dan Selatan, Jawa bagian Barat, Selat Karimata, Kep. Riau, Natuna dan Sumatera bagian Utara, Tengah dan Selatan. Awan-awan konvektif dengan potensi hujan ringan sedang kadang lebat berpeluang tumbuh di wilayah tersebut. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CHARLOTTEMonsoon trough mulai kelihatan aktif di teluk Carpentaria dari awal Januari. Charlote terbentuk pertama kali sebagai Depresi Tropis pada tanggal 9 januari 2009 di Teluk Carpentaria, Utara Pulau Mornington. Dari citra radar dapat terlihat LLCC (Low level circulation center) dengan band yang mengelilingi LLCC. Dari quikscat juga terlihat angin yang memanjang mengelilingi pusatnya dengan kecepatan 30knot. Outflow channel di lapisan atas terlihat sangat baik dan lingkungan yang mendukung pertumbuhannya. Vertical wind shear yang lemah juga mendukung pertumbuhannya. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC DOMINICBibit siklon tropis Dominik sudah mulai terlihat tanggal 24 Januari di sebelah Barat Kimberley, Timur Laut Broome. Bergerak ke Barat dan memasuki wilayah Perairan Barat Broome. Pada pagi hari 25 Jauari terlihat perkembangannya, angin maksimum berkisar 27 . 32 knots. Citra satelite water vapor menunjukkan adanya daerah deep convective dan outflow yang berkembang bagus. Vertical wind shear juga cukup mendukung pertumbuhannya. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC FREDDYTekanan rendah yang terbentuk di daratan Utara Australia pada tanggal 3 Februari 2009 bergerak ke arah barat ke Lautan Australia Utara. Pada 6 Februari Siklon tropis 14S memiliki angin 30 knot dan diperkirakan akan menjadi siklon tropis seiring perkembangannya yang relatif perlahan namun terus berkembang. Lautan yang hangat ditambah aliran udara (monsoon) dari Laut Cina Selatan yang mendukung pertumbuhannya. Dari citra satelite Nasa terlihat jelas sekali perbedaan suhu di daratan Austalia yang panas (80.F) dan di atas awan-awan convektif siklon di Lautan Samudera Hindia Timur Laut Australia yang dingin yaitu -63.F. Bibit siklon tropis ini menjadi Siklon Tropis Freddy pada pukul 06.00Z. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC GABRIELLEBibit Siklon Gabrielle (17S) berada di Utara Broome, Badan Meteorologi Australia memprediksi bibit ini akan tumbuh menjadi siklon pada Sabtu malam. Posisinya berada di Lautan sebelah Timur Laut Australia, sama seperti pendahulunya Siklon Tropis Freddy. Malam hari tanggal 2 Maret intensitas Gabrielle meningkat, vertikal wind shear melemah dan convektifitasnya meningkat. Data Qscat 2 Maret jam 11.15Z menunjukkan kecepatan angin 30-35knot pada quadrant sebelah tenggara, dan 20-25 knots di Timur Laut quadrant membentuk semi circel. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC ILSAPada tanggal 18 maret bibit Siklon Tropis 22S telah tumbuh menjadi Siklon tropis Ilsa di utara Learmonth, Barat Laut Australia dengan kecepatan angin 35knots dan tekanan 1000mb. Bergerak ke barat-barat daya dengan kecepatan 15knots. Dari Citra Satelite terlihat daerah deep convektif di barat daya dan tenggara. Dan dengan cepat tumbuh menjadi awan-awan CB dan menambah kekuatan thundersotrm di dalam awan CB. Sistem ini terdapat di daerah vertikal wind shear yang cukup kuat dan suhu muka laut yang hangat serta outflow di lapisan atas yang menjadi pendukung pertumbuhan siklon ini. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KIRRILYCyclogenesis dimulai dari tanggal 18 April ketika di wilayah Laut Arafura diketahui adanya vortex lemah tanpa tanda-tanda aktivitas konvektif yang berarti. Pukul 12 UTC hari yang sama, dengan kondisi perairan hangat (suhu muka laut .28°C) hanya terlihat beberapa titik konvektif saja di atas wilayah Laut Arafura. 12 jam berikutnya analisis angin 3000 feet menunjukkan adanya seruakan massa udara dari arah tenggara mengarah ke wilayah tersebut dengan kecepatan 20 . 35 knot. Seruakan inilah yang ditengarai sebagai seruakan pertama pemicu terbentuknya embrio Kirrily. Hasilnya tampak sebagai cloud cluster dengan beberapa MCS yang tumbuh pada wilayah ini. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KUJIRAPada tanggal 28 April terdeteksi adanya gangguan berupa deep convection di sekitar Philipina bagian Tengah, dimana area deep convection itu sendiri merupakan pusat sirkulasi angin menengah dengan vertical wind shear yang rendah. Gangguan ini sempat melemah tetapi kemudian menguat lagi pada 30 April. Outflow pole ward angin level atas terbentuk pada hari yang sama, dan terus berkembang terutama pembentukan convective banding di quadrant bagian Utara. Pada tanggal 1 Mei menjadi Tropical Depression. Walaupun dekat dengan daratan Pulau Luzon di Philipina, tetapi Tropical Depression ini terus berkembang dengan sirkulasi pada level bawah yang terbentuk dengan baik dimana pusat sirkulasi terutama di quadran bagian Utara dikelilingi oleh deep convective. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CHAN-HOMChan-hom pertama kali terdeteksi sebagai area dengan deep convection yang terjadi secara persisten di monsoon trough sekitar Tenggara Vietnam pada tanggal 2 Mei sebagai Tropical Depression. Gangguan cuaca ini tumbuh secara perlahan dan terorganisasi dengan baik dengan mulai terbentuknya deep convection mengelilingi pusat sirkulasi di lapisan bawah terutama di bagian Utara dan Barat dari pusat sirkulasi. Pusat sirkulasi ditandai dengan adanya area dengan vertical wind shear yang rendah, hingga pada hari berikutnya meningkat menjadi Tropical Storm dengan nama Chan-hom. Chan-hom bergerak cenderung ke arah Timur Laut menuju Philipina bagian Utara. Pada tanggal 6 Mei Chan-hom meningkat menjadi Typhoon di Laut Cina Selatan, dan mencapai puncaknya pada hari berikutnya dengan posisi di Barat Pulau Luzon, Philipina. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC LINFAPada 10 Juni, gangguan tropis terlihat di sebelah timur Filipina bagian utara. Citra satelit memperlihatkan adanya sirkulasi di lapisan bawah, dengan deep convective terpusat di sebelah barat daya pusat sirkulasi. Gangguan tropis ini kemudian berkembang menjadi depresi tropis pada 14 Juni, meski kemudian deep convectivenya terlihat berkurang. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NANGKASiklon Tropis Nangka pertama dideteksi sebagai gangguan cuaca di Lautan Pasifik tepatnya di timur Philipina tengah. Gangguan cuaca ini terus berkembang hingga pada tanggal 20 Juni semakin menguat dengan mulai terkonsolidasinya LLCC membentuk sabuk di sekitar sistem tersebut. Vertikal wind shear yang rendah dan lokasi yang mendukung perkembangan sistem ini menghasilkan pembentukan LLCC yang bagus. Pada tanggal 22 Juni JMA mengklasifikasikannya sebagai minor Tropical Depression. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC SOUDELORPertama kali muncul Siklon tropis Laurence berada di Selatan Papua Nugini sebagai Tropical Low pada tanggal 8 Desember. Pada saat itu sirkulasi dari system ini sudah terlihat di lapisan bawah dan menengah. Divergensi lapisan atas sudah terbentuk dengan baik, dari citra satelit outflow channel juga telah terbentuk akan tetapi shear masih belum mendukung. Sistem ini berkembang secara perlahan hingga beberapa hari berikutnya dikarenakan shear yang masih belum mendukung terbentuknya siklon. Sistem ini cenderung bergerak ke arah Barat Selatan menuju pantai Utara Australia di sekitar Darwin; Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MOLAVETyphoon Molave pertama dideteksi sebagai depresi tropis pada 15 Juli 2009 pukul 12 UTC. Molave tumbuh menjadi tropical storm pada 16 Juli 2009 12 UTC dan menguat menjadi severe tropical storm 18 jam kemudian. Molave dengan cepat berkembang menjadi typhoon hanya 12 jam setelahnya pada tanggal 17 pukul 12 UTC. Intensitas maksimum Typhoon Molave dicapai pada tanggal 18 pukul 12 UTC dengan kecepatan angin tertinggi sebesar 65 knot dan tekanan udara terendah yang mencapai 975 hPa. Setelah itu, typhoon ini mengalami pelemahan secara cepat dan punah pada 19 Juli 2009 06 UTC ketika memasuki pantai Hong Kong. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC GONITropical Storm Goni terbentuk pada tanggal 3 Agustus, akan tetapi pertama kali dideteksi adanya deep convection pada akhir Juli di daerah Pasifik Barat, Timur Philipina. Deep convection terbentuk di sekitar pusat sirkulasi pada level bawah, dan terlihat adanya outflow yang dipicu adanya sirkulasi antisiklon yang terdapat di level atas dan adanya Tropical Upper Tropospheric Trough. Gangguan ini kemudian melemah pada tanggal 28 Juli dikarenakan sirkulasi di level bawah yang melemah dan vertical wind shear yang meningkat. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MORAKOTMorakot pertama kali dideteksi sebagai area dengan deep convection yang melebar di bagian barat dari pusat sirkulasi pada lapisan bawah di timur Laut Philipina. Pada tanggal 2 Agustus gangguan cuaca ini telah meningkat menjadi Tropical Depression yang terbentuk di dalam monsoon trough. Pada hari yang sama tropical Deepression ini sempat diturunkan statusnya menjadi low pressure area. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC ETAUTerbentuknya Tropical storm Etau diawali dengan adanya suatu area tekanan rendah dengan aktifitas konvektif yang belum terorganisasi dengan baik di daerah Pasifik Barat, timur Philipina. Adanya sel tropical Upper tropospheric trough kearah Utara memicu pergerakan system ini bergerak ke Utara. Pada tanggal 8 Agustus system ini berkembang dengan adanya pertumbuhan deep convection yang terkonsolidasi di sekitar pusat tekanan rendah tersebut, hingga akhirnya JMA meningkatkan system ini menjadi Tropical Depression. Sistem ini cenderung bergerak kearah Utara sebagai respon dari interaksinya dengan subtropical ridge yang mengarah ke Utara. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC DUJUANBibit Siklon tropis 13W pertama kali terlihat di sebelah Timur Pulau Luzon Philipina. Pada malam hari tanggal 3 September bibit siklon tropis 13W berkembang dengan begitu mudah dan cepat . Menguat menjadi Depresi Tropis dan kemudian terus menguat menjadi Siklon Tropis yang diberi nama Dujuan oleh Tokyo RSWC. Angin lapisan atasnya mempertahankan Siklon ini tetap di posisi Selatan Tenggara Okinawa, Jepang. Posisinya sekitar 19.0LU 131.1BT, bergerak kea rah Timur Laut dengan kecepatan 13knots. Dari Nasa.s Aqua Satelit di atas Tropical Storm Dujuan terlihat awan tinggi, thunderstorm cloud, dengan suhu -63.F. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MUJIGAEPada tanggal 7 September terdapat depresi tropis di Laut Cina Selatan sekitar 300 kilometer sebelah barat Manila, Filipina. Malam hari berikutnya depresi tropis ini bergerak ke barat laut, sedikit menguat oleh shear vertikal sedang di wilayah tersebut dan oleh PAGASA diberi nama depresi tropis Maring. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC CHOI-WANTyphoon Choi-Wan pertama terbentuk sebagai wilayah dengan perawanan konvektif di atas Samudra Pasifik Timur Laut sekitar 850 kilometer sebelah timur Guam. Shear vertikal yang lemah mendukung pertumbuhan bibit badai tropis ini hingga kemudian hanya dibutuhkan waktu kurang dari 24 jam untuk berkembang mencapai intensitas badai tropis pada tanggal 12 September pukul 18 UTC. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KOPPUTyphoon Koppu pertama kali dideteksi pada 9 September 2009 dengan adanya sebuah area perawanan konvektif yang terbentuk di sekitar 370 km sebelah Barat laut Palau (Samudera Pasifik sebelah Timur Philipina). Pada 11 September LLCC (Low Level Circulation Centre) mulai terbentuk lebih teratur. Di samping itu shear vertikal yang relative kecil dan adanya ouflow dari barat mendukung perkembangan sistem. Sistem bertahan sebagai depresi tropis hingga 13 September 2009 pukul 15.00 UTC sebelum kemudian menguat menjadi badai tropis. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC KETSANAKetsana mencapai intensitas gale pada pukul 00 UTC tanggal 26 September, melintasi Filipina dan terus menguat hingga mencapai intensitas maksimum 28 September pukul 12 UTC. Selama lebih kurang 24 jam Ketsana bertahan pada intensitas ini sebelum kemudian melemah dengan cepat dan punah sebagai depresi tropis di sekitar Laos kurang dari 24 jam berikutnya. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC PARMAParma menguat dengan cepat selama melintasi wilayah perairan hangat di Pasifik Barat Laut dan menjadi typhoon pada hari berikutnya. Citra satelit menunjukkan bahwa Parma mulai membentuk dinding mata. Typhoon ini mencapai intensitas terkuatnya pada tanggal 1 Oktober ketika pusat perawanannya berada di wilayah perairan berjarak kurang dari tiga derajat lintang dari pantai sebelah Timur Filipina. Saat itu terpantau kecepatan angin maksimum Parma mencapai 105 knot (195 km/jam) dan tekanan minimum di pusatnya mencapai 920 hPa. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MELORPada 28 September depresi tropis terbentuk di Samudra Pasifik Barat sekitar 370 km sebelah Timur Laut Pohnpei, Filipina. Citra satelit menunjukkan pusat sirkulasi lapisan bawah yang dengan outflow di paras atas dan shear vertikal lemah yang mendukung pertumbuhan, Melor segera tumbuh menjadi badai tropis pada dini hari 30 September waktu setempat. Melor tumbuh dengan cepat hingga pagi hari berikutnya mencapai intensitas typhoon. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NEPARTAKNepartak lahir pada tanggal 9 Oktober, dan tumbuh relative perlahan dengan peningkatan hanya 5 knot dalam 42 jam. Intensitas tertinggi Nepartak hanya mencapai 45 knot/992 hPa. Nepartak punah pada 14 Oktober karena mencapai wilayah jet stream yang membuyarkan perawanannya. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC LUPITPada 13 Oktober terbentuk wilayah konveksi aktif di sebelah Utara Papua Nugini. Cloud cluster yang terbentuk masih tidak teratur namun seiring dengan pergerakannya ke barat memasuki wilayah dengan shear vertical lemah dan suhu muka laut yang hangat, wilayah ini berkembang menjadi depresi tropis dengan pusat sirkulasi paras bawah yang mulai terbentuk. Depresi tropis ini berkembang dengan dan segera mencapai kecepatan vorteks maksimum 34 knot kurang dari 48 jam kemudian. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MIRINAETyphoon ini mencapai intensitas tertingginya dengan kecepatan angin maksimum mencapai 80 knot dan tekanan di pusatnya 955 hPa hanya 30 jam setelah kelahirannya. Typhoon Mirinae bergerak terus relatif ke Barat dan melintasi Filipina pada 30 Oktober malam. Mirinae melemah menjadi badai tropis ketika mencapai Laut Cina Selatan pada pagi harinya dan terus melemah hingga tanggal 2 Oktober memasuki Vietnam dan punah sebagai pusat tekanan rendah. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC NIDANida terbentuk pertama kali sebagai depresi tropis di Samudra Pasifik Barat sekitar 20 derajat di sebelah Tenggara Pulau Luzon, Filipina.Nida lahir pada tanggal 23 November, dan tumbuh dengan cepat. Pada tanggal 24 November citra Satelite TRMM menunjukkan curah hujan yang sangat banyak dan awan-awan CB yang menjulang tinggi di dekat pusatnya. Nida masuk kategori 1 dengan intensitas angin maksimum 64 knots pada posisi 8.9N 145.0E. Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC LAURENCEPertama kali muncul Siklon tropis Laurence berada di Selatan Papua Nugini sebagai Tropical Low pada tanggal 8 Desember. Pada saat itu sirkulasi dari system ini sudah terlihat di lapisan bawah dan menengah. Divergensi lapisan atas sudah terbentuk dengan baik, dari citra satelit outflow channel juga telah terbentuk akan tetapi shear masih belum mendukung. Sistem ini berkembang secara perlahan hingga beberapa hari berikutnya dikarenakan shear yang masih belum mendukung terbentuknya siklon. Sistem ini cenderung bergerak ke arah Barat Selatan menuju pantai Utara Australia di sekitar Darwin; Selengkapnya … ![]() |
![]() | TC MEKKHALABibit siklon Mekkhala pertama terpantau sebagai pusat tekanan rendah pada tanggal 13 Januari 2015, berada di Samudera Pasifik di sebelah utara Papua Nugini. Tekanan rendah ini disertai dengan aktivitas konvektif disekitar pusatnya yang terorganisir dengan baik, outflow yang kuat, windshear vertikal yang lemah serta sirkulasi siklonik dengan kecepatan angin maksimum berada di bagian utara bibit. Bibit siklon tropis ini menguat seiring dengan pergerakannya ke arah barat – barat laut menuju ke arah Filipina. Dalam tempo waktu 12 jam, sistem ini menguat hingga mencapai intensitas siklon tropis dan diberi nama Mekkhala, yang kemudian bergerak ke arah barat - barat laut menuju Filipina. Suhu perairan Samudera Pasifik Utara yang hangat menyebabkan siklon tropis Mekkhala semakin meningkat intensitasnya hingga mencapai intensitas terkuatnya pada 17 Januari 2015, dengan tekanan di pusat sistem mencapai 975 hPa dan kecepatan angin 60 knots atau sekitar 110 km/jam. Sistem ini kemudian punah pada 18 Januari 2015 pukul 18.00 UTC setelah memasuki daratan Filipina bagian utara. Selengkapnya … ![]() |
Kantor Pusat : Jl. Angkasa I No.2, Kemayoran, Jakarta Pusat - Indonesia , Telp. 021-4246321